Friday, May 25, 2018

Review Film Dokumenter Karya JOHN PILGER “THE NEW RULES OF THE WORLD”



Film documenter karya John Pilger ini menjelaskan mengenai Globalisasi. Sebelumnya, Globalisasi adalah proses integrasi Internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan  dunia, produk, pemikiran dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. (Wikipedia)
Terdapat banyak gerakan masyarakat yang melancarkan protes menentang tata ekonomi baru yang disebut Globalisasi. Gerakan protes terbesar terjadi di tahun 1960-an. Aksi protes tersebut dilakukan untuk memperjuangkan keakmuran dan memberantas kemiskinan . sehingga mengakibatkan semakin meluasnya jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin .
Bagi yang pro dengan Globalisasi menyatakan bahwa hanya Globalisasi lah yang mampu menyatukan manusia dari segala ras diseluruh Negara serta dapat mengurangi kemiskinan , globalisasi juga dapat menciptakan kekayaan secara merata. Tetapi faktanya, yang terjadi justru sebaliknya yang miskin menjadi miskin sementara yang kaya menjadi luar biasa kaya.
Dalam video tersebut dijelaskan bahwa. Di Indonesia terdapat 70 juta orang hidup dalam kemiskinan. Sebagian besar adalah para buruh yang bekerja di perusahaan yangmemproduksi merk-merk terkenal dan rata-rata merekak di bayar sesuai upah minimum resmi di Indonesia yaitu 9000 rupiah perhari atau sekitar 1 dolar. Menurut pemerintah upah ini setengah lebih tinggi  dari standar hidup. Tempat tinggal yang mereka tinggali pun bisa dikatakan jauh dari kata layak, mereka tinggal di tempat kumuh atau di pinggiran kota. Ditambah lagi banyak anak-anak yang kekurangan gizi dan terjangkit penyakit akibat pengaruh lingkungannya.
Ketika di pabrik pun para buruh diperlakukan kurang baik, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh john pilger pada salah satu buruh yang bekerja di pabrik pembuat merek barang terkenal seperti GAP dan Old Navy, diperoleh informasi bahwa mereka harus bekerja selama 24jam dengan 2kali istirahat. Lebih parahnya lagi ada diantara mereka yang bekerja selama 36 jam.
Pihak terkait mengatakan  bahwa mereka telah menetapkan kode etik yang telah dibuat oleh perusahaan untuk melindungi dan menjamin  kesejahteraan para buruh.
Menurut Dita Sari (Pimpinan organisasi buruh dan mantan tapol) hamper tidak berguna untuk menerapkan kode etik di Indonesia sebab pemerintahnya selalu mengeluh, tersedia buruh murah untuk menarik investor asing dank ode etiknya tidak diterapkan. Karena tingkat pengangguran yang  dan kemiskinan yang tinggi serta himpitan ekonomi yang semakin menjadi , mau tidak mau para buruh ini bekerja mati-matian dengan upah yang sangat sedikit demi mencukupi kebutuhan hidup.
Banyak pembeli yang tidak menyadari bahwa di jalan-jalan besar atau di toko-toko besar terdapat berbagai produk dengan merek terkenal mulai sepatu olahraga, kaos hingga pakaian bayi hampir seluruhnya dibuat di negara-negara yang sangat miskin dengan upah buruh yang sangat rendah, termasuk Negara Indonesia.
Indonesia merupakan sebuah Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam yang melimpah dan Sumber Daya Manusia nya. Bangsa barat telah memanfaatkannya dan merampas kekayaan alam Indonesia dan hal ini menjadikan mereka menjadi tangguh dan keadaan ekonominya sangat baik dan terkontrol. Namun, hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi Negara Indonesia. Dan sekarang Negara ini telah dikendalikan oleh  International Monetary Fund (IMF) dan World Bank.
Dengan dimulainya globalisasi yang terjadi di Inggris pada tahun 1980- an, maka dimulailah kerjasama yang menguntungkan para diktator dunia dan mulailah perekonomian Eropa dibangun. Untuk membangun perekonomian Eropa maka di bentuklah IMF dan Bank Dunia dan selanjutnya dua lembaga ini memberikan pinjaman uang untuk negara miskin dengan syarat dibiarkan memasuki ekonomi negara tersebut dan meminta negara yang mereka pinjami unag untuk mengizinkan perusahaan barat mengolah bahan mentah dan pasar di negara tersebut. Dengan hal ini maka bagi negara yang terlilit hutang dengan dua lembaga ini akan sulit untuk keluar dari jeratan hutang dan akan semakin sulit untuk keluar dari kemiskinan. Menurut John Pilger sistem yang diterapkan oleh IMF dan Bank Dunia bukanlah suatu sistem yang bertujuan untuk membangun dan memperbaiki perekonomian negara di seluruh dunia, namun sistem yang berupa bentuk sosialisme bagi si kaya dan kapitalisme bagi si miskin. Berdasarkan dokumen internal Bank Dunia, menunjukkan bahwa sepertiga pinjaman bank untuk diktator Soeharto, masuk ke kantong kroni dan pejabat korup- nya dengan total sekitar 80 triliyun rupiah.
Pada tahun 1998 mulailah terjadi krisis ekonomi yang hebat melanda kawasan Asia yang juga berdampak pada negara Indonesia. Karena hal ini menyebabkan banyak aksi tuntutan agar Presiden Soeharto turun dari kekuasaannya setelah 32 tahun. Selama 32 tahun tersebut Soeharto telah memakan uang “haram” berteriliyun- teriliyun rupiah dan ada juga yang dibagikan kepada kroni dan pejabat korupnya.
Globalisasi memang menimbulkan beberapa dampak baik positif maupun negative. Tapi pada video ini John Pilger memunculkan beberapa wacana-wacana yang menunjukan betapa buruknya Globalisasi di Indonesia. Mulai dari para pekerja yang diperlakukan sangat tidak layak, sampai dengan organisasi-organisasi global seperti IMF, WTO dan World Bank yang sebenarnya malah mencekik negeri ini untuk terus menggelontorkan uangnya. Hal ini merupakan suatu jalan untuk membuat kesenjangan yang semakin jauh dan akan mempersulit terjadinya integrasi social karena adanya perbedaan strata  dan juga kepentingan yang terlalu jauh antara rakyat kecil yang miskin dengan rakyat elit yang semakin kenyang akan kekuasaannya.
Pada film documenter The New Rules of The World ini bahwa Globalisasi yang selama ini  dianggap sebagai salah satu ciri perkembangan ekonomi dunia ternyata menimbulkan masalah kelam bagi negeri ini. Globalisasi mengakibatkan orang miskin menjadi miskin dan orang kaya menjadi sangat kaya.
Jadi, itu semua tergantung pada diri kita masing-masing dan tergantung lingkungan sekitar juga bagaimana cara kita menyikapi era globalisasi ini . Apakah kita akan mengikuti era globalisasi? Tapi disisi lain jika kita tidak mengikuti arus globalisasi justru akan berdampak pula bagi kita, dan secara tidak langsung kita pasti akan mengikuti arus globalisasi. Jangan mudah terlena dengan arus globalisasi seperti bergaya ala ke barat-baratan dan jangan sampai juga melupakan kebudayaan Negara kita sendiri. Salah satu cara untuk mengatasi era gobalisasi adalah dengan mengambil hal positif nya dari globalisasi itu sendiri .

0 komentar :

Post a Comment