Film documenter
karya John Pilger ini menjelaskan mengenai Globalisasi. Sebelumnya, Globalisasi
adalah proses integrasi Internasional yang terjadi karena pertukaran
pandangan dunia, produk, pemikiran dan
aspek-aspek kebudayaan lainnya. (Wikipedia)
Terdapat banyak gerakan
masyarakat yang melancarkan protes menentang tata ekonomi baru yang disebut
Globalisasi. Gerakan protes terbesar terjadi di tahun 1960-an. Aksi protes
tersebut dilakukan untuk memperjuangkan keakmuran dan memberantas kemiskinan .
sehingga mengakibatkan semakin meluasnya jurang pemisah antara yang kaya dengan
yang miskin .
Bagi yang pro dengan
Globalisasi menyatakan bahwa hanya Globalisasi lah yang mampu menyatukan manusia
dari segala ras diseluruh Negara serta dapat mengurangi kemiskinan ,
globalisasi juga dapat menciptakan kekayaan secara merata. Tetapi faktanya,
yang terjadi justru sebaliknya yang miskin menjadi miskin sementara yang kaya
menjadi luar biasa kaya.
Dalam video tersebut
dijelaskan bahwa. Di Indonesia terdapat 70 juta orang hidup dalam kemiskinan. Sebagian besar adalah para
buruh yang bekerja di perusahaan yangmemproduksi merk-merk terkenal dan
rata-rata merekak di bayar sesuai upah minimum resmi di Indonesia yaitu 9000
rupiah perhari atau sekitar 1 dolar. Menurut pemerintah upah ini setengah lebih
tinggi dari standar hidup. Tempat
tinggal yang mereka tinggali pun bisa dikatakan jauh dari kata layak, mereka
tinggal di tempat kumuh atau di pinggiran kota. Ditambah lagi banyak anak-anak
yang kekurangan gizi dan terjangkit penyakit akibat pengaruh lingkungannya.
Ketika di pabrik pun
para buruh diperlakukan kurang baik, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
oleh john pilger pada salah satu buruh yang bekerja di pabrik pembuat merek
barang terkenal seperti GAP dan Old Navy, diperoleh informasi bahwa mereka
harus bekerja selama 24jam dengan 2kali istirahat. Lebih parahnya lagi ada
diantara mereka yang bekerja selama 36 jam.
Pihak terkait
mengatakan bahwa mereka telah menetapkan
kode etik yang telah dibuat oleh perusahaan untuk melindungi dan menjamin kesejahteraan para buruh.
Menurut Dita Sari
(Pimpinan organisasi buruh dan mantan tapol) hamper tidak berguna untuk
menerapkan kode etik di Indonesia sebab pemerintahnya selalu mengeluh, tersedia
buruh murah untuk menarik investor asing dank ode etiknya tidak diterapkan.
Karena tingkat pengangguran yang dan
kemiskinan yang tinggi serta himpitan ekonomi yang semakin menjadi , mau tidak
mau para buruh ini bekerja mati-matian dengan upah yang sangat sedikit demi
mencukupi kebutuhan hidup.
Banyak pembeli yang
tidak menyadari bahwa di jalan-jalan besar atau di toko-toko besar terdapat
berbagai produk dengan merek terkenal mulai sepatu olahraga, kaos hingga pakaian bayi hampir
seluruhnya dibuat di negara-negara yang sangat miskin dengan upah buruh yang
sangat rendah, termasuk Negara Indonesia.
Indonesia merupakan sebuah Negara
yang kaya dengan Sumber Daya Alam yang melimpah dan Sumber Daya Manusia nya.
Bangsa barat telah memanfaatkannya dan merampas kekayaan alam Indonesia dan hal
ini menjadikan mereka menjadi tangguh dan keadaan ekonominya sangat baik dan
terkontrol. Namun, hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi Negara
Indonesia. Dan sekarang Negara ini telah dikendalikan oleh International
Monetary Fund (IMF) dan World Bank.
Dengan dimulainya globalisasi yang terjadi di
Inggris pada tahun 1980- an, maka dimulailah kerjasama yang menguntungkan para
diktator dunia dan mulailah perekonomian Eropa dibangun. Untuk membangun
perekonomian Eropa maka di bentuklah IMF dan Bank Dunia dan selanjutnya dua
lembaga ini memberikan pinjaman uang untuk negara miskin dengan syarat
dibiarkan memasuki ekonomi negara tersebut dan meminta negara yang mereka
pinjami unag untuk mengizinkan perusahaan barat mengolah bahan mentah dan pasar
di negara tersebut. Dengan hal ini maka bagi negara yang terlilit hutang dengan
dua lembaga ini akan sulit untuk keluar dari jeratan hutang dan akan semakin
sulit untuk keluar dari kemiskinan. Menurut John Pilger sistem yang diterapkan
oleh IMF dan Bank Dunia bukanlah suatu sistem yang bertujuan untuk membangun
dan memperbaiki perekonomian negara di seluruh dunia, namun sistem yang berupa
bentuk sosialisme bagi si kaya dan kapitalisme bagi si miskin. Berdasarkan
dokumen internal Bank Dunia, menunjukkan bahwa sepertiga pinjaman bank untuk
diktator Soeharto, masuk ke kantong kroni dan pejabat korup- nya dengan total
sekitar 80 triliyun rupiah.
Pada tahun 1998 mulailah terjadi krisis ekonomi yang
hebat melanda kawasan Asia yang juga berdampak pada negara Indonesia. Karena
hal ini menyebabkan banyak aksi tuntutan agar Presiden Soeharto turun dari
kekuasaannya setelah 32 tahun. Selama 32 tahun tersebut Soeharto telah memakan
uang “haram” berteriliyun- teriliyun rupiah dan ada juga yang dibagikan kepada
kroni dan pejabat korupnya.
Globalisasi memang menimbulkan
beberapa dampak baik positif maupun negative. Tapi pada video ini John Pilger
memunculkan beberapa wacana-wacana yang menunjukan betapa buruknya Globalisasi
di Indonesia. Mulai dari para pekerja yang diperlakukan sangat tidak layak,
sampai dengan organisasi-organisasi global seperti IMF, WTO dan World Bank yang
sebenarnya malah mencekik negeri ini untuk terus menggelontorkan uangnya. Hal
ini merupakan suatu jalan untuk membuat kesenjangan yang semakin jauh dan akan
mempersulit terjadinya integrasi social karena adanya perbedaan strata dan juga kepentingan yang terlalu jauh antara
rakyat kecil yang miskin dengan rakyat elit yang semakin kenyang akan kekuasaannya.
Pada film documenter The New Rules
of The World ini bahwa Globalisasi yang selama ini dianggap sebagai salah satu ciri perkembangan
ekonomi dunia ternyata menimbulkan masalah kelam bagi negeri ini. Globalisasi
mengakibatkan orang miskin menjadi miskin dan orang kaya menjadi sangat kaya.
Jadi, itu semua tergantung pada
diri kita masing-masing dan tergantung lingkungan sekitar juga bagaimana cara
kita menyikapi era globalisasi ini . Apakah kita akan mengikuti era
globalisasi? Tapi disisi lain jika kita tidak mengikuti arus globalisasi justru
akan berdampak pula bagi kita, dan secara tidak langsung kita pasti akan
mengikuti arus globalisasi. Jangan mudah terlena dengan arus globalisasi
seperti bergaya ala ke barat-baratan dan jangan sampai juga melupakan
kebudayaan Negara kita sendiri. Salah satu cara untuk mengatasi era gobalisasi
adalah dengan mengambil hal positif nya dari globalisasi itu sendiri .